Monday, January 23, 2012

DGC with love

hai mau ngeshare beberapa foto anak2 DGC huahahahaha



ini boneka garfield dari anak2 DGC yang failed surprise buat ngasih ke gue hahahahah tapi thanks yaaaa :****




ini waktu lagi bikin mading pas kelas 8 hahhahaha





LOL!!!!! hahahahhaha





ini di jogja tepatnya di candi prambanan DGC dan bu marlina selaku wali kelas anak2 anak2 DGC


ini nama anak2 DGC

Surat untuk Firman Utina dari Ito

Surat untuk Firman

Kawan, kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan umur. kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?

Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.

Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.

Firman Utina, kapten tim nasional sepak bola Indonesia, bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang. Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak yang tidak mengerti urusan orang dewasa. Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan. Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan. Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.

Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!

gue suka banget sama pemilihan katanya yang keren2 ini hwaaa!!!!!

Friday, January 20, 2012

what a perfect birthday surprises

kabar bener2 gembira bangeeeeeeet kaloooooo.................... gue udah baikan sama anak DGC. pas gue baru nyampe rumah abis pulang les gue lagi tidur2an dan udah ngantuk banget. tiba2 nindy sms nanya gue dimana dan dia mau ngambil kasetnya yang ada di gue nah gue shock soalnya kaset nindy ada di kardus yaudah gue bilang aja gue gak dirumah. gak lama banyak suara motor berenti depan rumah gue eh ternyata ada yang manggil gue dan nyokap gue langsung keluar dan bilang kalo gue ada dirumah dan gue dipanggil nyokap gue disuruh keluar buat nemuin temen2 gue pas gue liat eh ternyara anak2 DGC dan.......rame banget. eh akhirnya kita maaf2an dan mereka ngasih gue kue sama boneka garfield loh ;) nah akhirnya mereka balik jam 10. cerita berlanjut......... pas gue lagi dikamar dan lagi ngerapihin pelajaran, ada yang ngetok2 pintu kamar keras dan kaya orang buru2 gue udah mikir macem2 nih gue kira pembunuh yang mau nusuk orang yang pertama kali keluar kamar eh pas gue liat aling sama dhira lagi megang kue hehehehe makasih semuanya. kalian ada sahabat2 terbaik gue :)

Wednesday, January 18, 2012

:)

Aku Ingin Tobat

aku telah lelah berkelana melupakanmu
tak sanggup lagi terpasung di jeruji kekafiran
rinduku mencapai puncak tertinggi
haus menghirup rahmat

ALLAH,Maha Agung
kuasa alam ditelapakMU
dan aku hanya seruas debu
yang merangkak di bawahMU

Ya ALLAH
dosa-dosaku hampir meregang nyawaku
mohon ampunku dari jiwa terdalam
ikatlah urat nafasku,pada tali-tali ampunanMU
dan harapku,
Kau dekap aku dalam dekapan hidayahMU

ya ALLAH
izinkan aku menjadi sahabatMu
meski aku tak mampu mewakafkan diriku
tapi setidaknya,
ku wakafkan sebulat-bulatnya hatiku untukMU..
karena sesungguhnya,
aku sepenuhnya milikMU..

karya: Desi.

walaupun puisi ini bukan puisi bikinan gue tapi maknanya ngena banget di gue.

Saturday, January 7, 2012


jujur kangen banget masa2 ini. waktu ke jogja dan sekamar bareng anak2 DGC yang cewek. main bareng, curhat bareng, dan masih ada kebersamaan :(